“Ya
Alloh, aku mohon kesehatan kepada-Mu, hilangkanlah penyakit wahai
pemelihara manusia. Sembuhkanlah karena Engkaulah yang dapat
menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari Engkau,
yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit”
"Diminum sesudah makan ya pak!"
Begitula ungkapan seorang dokter kepada seorang pasien pada saat
memberikan obat. Sebagian dari anda ada yang belum tahu mengapa minum
obat harus sebelum dan setelah makan.
(1) Beberapa obat dapat menyebabkan mual atau muntah sebagai efek samping.
Oleh karena itu lebih baik untuk diminum setelah makan untuk mengurangi efek samping ini. Contoh meliputi:- Allopurinol (obat yang diresepkan untuk gout, pada awal kemoterapi dan kondisi lainnya).
- Bromocriptine (obat yang diresepkan untuk penyakit Parkinson dan kondisi lainnya).
- Madopar (Co-Beneldopa) (obat yang diresepkan untuk penyakit Parkinson dan kondisi lainnya).
(2) obat Iritan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, lambung peradangan atau bisul sebagai efek samping.
Mengambil obat setelah makanan akan membantu mengurangi efek iritasi nya. Makanan seperti biskuit atau sandwich atau segelas susu biasanya cukup. Contoh meliputi:- Aspirin.
- Non-steroid Anti-inflamasi Obat misalnya diklofenak, ibuprofen (obat-obatan yang membantu untuk mengurangi peradangan atau pembengkakan yang diresepkan untuk rheumatoid arthritis dan masalah sendi lainnya).
- Steroid misalnya prednisolon, deksametason (obat yang diresepkan untuk berbagai kondisi termasuk asma, rheumatoid arthritis, penyakit Crohn dan selama kemoterapi).
(3) Antasida misalnya Gaviscon, diambil untuk mencegah mulas, refluks atau gangguan pencernaan.
Hal ini biasanya terjadi ketika asam diproduksi sebagai makanan masuk perut Anda. Oleh karena itu, manfaat yang paling diperoleh dengan mengambil antasid segera setelah atau di tengah makan.(4) Obat yang bekerja pada mulut atau tenggorokan tidak boleh digunakan sebelum makan.
Persiapan seperti obat kumur, nistatin cair dan gel miconazole untuk sariawan, dan persiapan untuk bisul mulut harus digunakan setelah makan. Hal ini karena makan makanan mencuci obat hilang terlalu cepat.(5) obat-obatan tertentu memerlukan makanan di lambung dan usus bagi mereka untuk diserap ke dalam aliran darah dengan benar.
Sebagai contoh, obat-obatan HIV ritonavir, saquinavir dan nelfinavir.(6) Obat untuk diabetes, jika diambil melalui mulut, biasanya harus diambil di sekitar waktu makan untuk mengurangi kadar gula darah setelah makan, dan untuk menghindari hipoglikemia (gula darah sangat rendah).
Namun, ada pula yang dikonsumsi sebelum makan, beberapa saat makan, dan beberapa kemudian ikuti instruksi yang diberikan kepada anda.
Ada beberapa alasan mengapa obat
diberikan sebelum dan setelah makan bahkan ada yang bersamaan saat
makan serta waktu-waktu tertentu seperti sebelum tidur.
Pertama, obat mempunyai tingkat
keasaman, seperti yang biasa anda ketahui zat atau obat yang
'berpangkat' HCl atau asam yang lainnya harus diminum setelah makan,
karena kalau sebelum makan keadaan lambung kita masih aktif mengeluarkan
asam lambung. So, jika obat diminum sebelum makan lambung akan
semakin asam, yang ada malah mengiritasi lambung kita. Sebalknya jika
obat bersifat basa akan diberikan sebelum makan.
Kedua, semua obat dapat diserap
dalam kondisi tertentu, ada yang diserap dalam suasana asam dan ada pula
yang dalam keadaan normal (setelah makan) dan sebagainya.
Ketiga, obat yang ditujukan
untuk sasaran tertentu, contohnya obat diabetes ada yang diminum satu
jam sebelum makan, satu jam setelah makan dan saat makan. Jika obat
diminum beberapa saat sebelum makan, karena kerja obat itu sendiri yang
aktif saat glukosa (gula) tinggi dalam darah yang disesuaikan dengan
waktu puncak aktif obat dalam tubuh. Logikanya, obat mempunyai puncak
aktif satelah 3 jam diminum, sedangkan glukosa bisa mencapai kadar
tinggi dalam darah kurang lebih 2 jam, jadi (3 jam - 2 jam = 1jam).
Begitu juga dengan obat yang diminum 1 jam setelah makan. Ada juga obat
kolesterol yang harus diminum sebelum tidur, ini dikarenakan sistem
tubuh yang berkaitan dengan penyakit tersebut aktif saat malam hari maka
harus dinonaktifkan.
Keempat, obat infus diberikan
tidak melihat apakah orang sudah atau belum makan. Ini karena obat
langsung dimasukkan ke pembuluh darah dan langsung menuju sasaran dalam
waktu yang singkat, tentunya tidak melihat asam atau tidaknya kondisi
lambung.
Obat bisa berefek positif jika
sudah melewati beberapa tahapan, mulai dari pemasukan, penyerapan,
peredaran dalam darah, dan mengenai sasaran yang akan dituju, kemudian
bisa berkurang efeknya saat melalui penyaringan di hati ataupun di
ginjal. Dalam proses tersebut tidak serta-merta tanpa hambatan, dan
hambatan terbesar adalah saat proses penyerapan. Karena interaksi dengan
zat lain seperti makanan dan kondisi pencernaan bisa menghambat atau
malah mempercepat penyerapan.
Bagaimana kalau minum obat yang
diminum tidak sesuai dengan waktunya? Misalnya obat yang seharusnya
diminum setelah makan tetapi diminum sebelum makan. Seperti yang sudah
saya jelaskan diatas, ini masalah kepatuhan dalam mengkonsumsi obat,
jiaka ingin cepat sembuh ikutilah aturan pakai.
No comments:
Post a Comment