Penentuan gelar juara dunia
MotoGP 2013 di Valencia semakin dekat.
Marc Marquez dan Jorge
Lorenzo harus saling sikut hingga
race terakhir untuk mendapat gelar raja di kelas para raja.
Selisih poin yang tipis dan masih bisa berubah, di mana Marc Marquez kini mengoleksi 318 poin dari 17
seri yang telah dilalui. Sedangkan Jorge, memiliki poin yang hanya berselisih 13 angka.
Berbicara angka, tentu berhubungan langsung dengan matematis,
perhitungan serta segala kemungkinan apa saja yang bisa terjadi di
antara dua pembalap beda generasi ini untuk menyandang gelar juara.
Sederhananya, dengan poin seperti itu, baik Marquez ataupun Lorenzo
harus finis pertama untuk bisa menambah 25 angka. Dan bila mendapat 25
angka, dia lah yang akan juara.
Tapi, berikut kami akan coba sedikit memberikan beberapa skenario menuju juara.
Skenario pertama adalah, bila Lorenzo mampu finis di posisi pertama,
otomatis perolehan poinnya akan bertambah 25 angka menjadi 330 poin.
Tapi, Marquez masih bisa menjadi juara dunia bila mampu finis di posisi
empat besar. Karena bila ia mampu finis posisi empat, 13 poin akan
didapatkan pemuda 20 tahun ini dan akan mengungguli perolehan poin
maksimal Lorenzo.
Skenario kedua, bila Jorge hanya mampu finis posisi dua, 20 poin akan
menjadi haknya. Itu berarti poin maksimalnya menjadi 325 poin. Nah,
Marquez tetap bisa menyandang predikat juara seandainya ia mampu finis
minimal
di urutan kedepalan. Finis posisi delapan akan membuat Marc mendapat
poin delapan. Bila delapan poin itu ditambah ke poinnya saat ini maka
akan menghasilkan 326 angka.
Bila nantinya Lorenzo finis ke tiga, dan Marquez gagal menyentuh
garis terdepan di posisi satu. Maka Jorge akan mendapat tambahan poin
16. Poin itu akan menghasilkan angka 321 bila ditambah poinnya saat ini.
Marc tetap bisa menjadi juara, dengan catatan harus finis di 12 besar,
yang akan memberinya minimal poin empat. Poin saat ini bila ditambah
empat poin itu akan menghasilkan 322 poin.
Kemungkinan berikutnya adalah bila Lorenzo finis di posisi empat,
maka ia akan menambah poin sebanyak 15 angka dan menjadikan poin
keseluruhannya menjadi 318. Marc hanya cukup finis di 15 besar
agar mendapat nilai minimal satu poin untuk menjadikan total poinnya menjadi 319 angka.
Dan kemungkinan terakhir adalah yang paling sederhana, bila mana
Lorenzo gagal finis. Maka otomatis Marquez mengukuhkan diri sebagai
juara dunia MotoGP 2013.
Valencia, Rossi mengumumkan sebuah
keputusan mengejutkan dalam sesi konfrensi pers MotoGP Valencia pada
hari Kamis kemarin. Jeremy Burgess tak akan bersama Rossi lagi mulai
musim depan dan posisinya akan diambil alih oleh kepala mekanik baru,
itulah inti dari keputusan Rossi.
Selama 14 tahun kiprah Rossi di MotoGP selalu didampingi oleh Burgess sejak tahun 2000 silam saat Rossi bergabung dengan Tim Nastro Azzurro
Honda. Balapan Valencia akhir pekan ini akan menjadi momen spesial
perpisahan antara dirinya dengan sang kepala mekanik tersebut di sirkuit
balap. Pembalap Yamaha tersebut mengungkapkan bahwa dia butuh perubahan
untuk musim depan.
“Saya berpikir bahwa tahun depan Jeremy tidak akan menjadi kepala
mekanik saya lagi, bukan berarti saya sudah tak senang dengan
pekerjaannya. Itu merupakan keputusan yang sangat sulit bagi saya,
karena saya memiliki sejarah yang hebat dengan Jeremy. Dia bukan hanya
kepala mekanik saya, tapi dia sudah seperti bagian dari keluarga saya. Ayah saya dalam balapan”, ungkap Rossi pada konfrensi pers di Valencia.
Burgess merupakan kepala mekanik yang paling sukses dalam sejarah
MotoGP, selalu berada di belakang Rossi dalam setiap perebutan gelar
juara dunia. Namun, usia Burgess saat ini menginjak 60 tahun, terhitung
sudah sangat tua bagi seorang kepala mekanik di MotoGP.
“Tetapi saya memutuskan mulai tahun depan saya harus mengubah sesuatu
hal untuk mencoba menemukan motivasi baru dan semangat baru, untuk
meningkatkan level saya dan laju saya. Saya pikir ini adalah balapan
terakhir kami bersama dengan Jerry”, lanjut Rossi.
Faktor “U” mungkin jadi alasan Rossi untuk menggantinya dengan kepala
mekanik baru? Entahlah, bisa jadi iya. Yang jelas bisa saja karena
permintaan Yamaha sendiri yang
menginginkan ada perubahan struktur dalam kubu Rossi dan mengharuskan
Burgess pensiun. Cermati perkataan Rossi berikut:
“Kami telah berbicara hari ini, saling
bertatap muka. Tahun depan sangatlah penting dan saya perlu motivasi
baru. Dalam beberapa balapan terakhir, saya merasa ingin bekerja dengan
cara yang berbeda. Itu pilihan yang sulit untuk dilakukan. Yamaha telah
meminta saya [untuk mempensiunkan Burgess???] beberapa waktu yang lalu,
tapi saya memutuskannya baru-baru ini”, kata Rossi lagi.
Bersama Burgess, banyak pembalap MotoGP yang sukses menyabet gelar
juara dunia, mulai dari Wayne Gardner (1 kali), Mick Doohan (5 kali) dan
Valentino Rossi (7 kali). Mekanik berdarah Australia tersebut juga
pernah bekerja bersama Freddie Spencer, Randy Mamola dan Ron Haslam.
Burgess memulai karirnya di balap Grand Prix bersama Suzuki pada
tahun 1980 silam. Sebelum membelot bersama Rossi ke Yamaha sembilan
tahun silam, Burgess sendiri sudah bekerja bersama Honda selama 21 tahun
sejak 1983 sampai 2003.
Berkat jasanya pula kuda besi M1 berubah jadi kompetitif seperti sekarang ini, hingga Yamaha meraih gelar juara dunia pembalap pada 2004 silam setelah paceklik gelar sejak GP 1992.
Sejak 1992 sampai 2003, Yamaha hanya satu kali meraih gelar juara
dunia yakni pada 1992, sedangkan Honda meraih 9 gelar juara dunia dan
dua lainnya dipegang Suzuki.
“Di kepala saya ada gagasan
untuk mencoba sesuatu yang baru sekarang. Saya selalu melakukannya
dalam karir saya. Tahun depan saya telah mendapatkan perpanjangan
kontrak dengan Yamaha, jadi saya haruslah kompetitif. Saya sendiri masih
belum tahu siapa yang akan menjadi kepala mekanik baru saya”, pungkas
Rossi.